PERUBAHAN METODE AKUNTANSI DAN KOREKSI KESALAHAN
www.gunadarma.ac.id
Salah satu
tujuan penyusunan laporan keuangan adalah memberikan informasi kepada
pihak-pihak yang membutuhkan yang akan digunakan untuk membuat
perbandingan,meramalkan dan menilai kemampuan suatu perusahaan.
Perbandingan-perbandingan ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu
horizontal dan vertikal. Perbandingan horizontal adalah perbandingan laporan keuangan suatu
perusahaan dengan perusahaan lain untuk periode yang sama. Sedangkan
perbandingan vertikal adalah perbandingan laporan keuangan dari suatu perusahaan
dengan laporan yang sama untuk periode-periode sebelumnya.
Untuk menjaga agar prinsip comparability dan konsistensi ini
dapat terlaksana perubahan-perubahan yang terjadi dipisahkan menjadi 2, yaitu
perubahan metode-metode akuntansi dan perubahan-perubahan yang timbul karena
koreksi kesalahan-kesalahan dalam periode-periode yang lalu. Perubahan dalam
metode akuntansi dipisahkan menjadi 3 yaitu:
a. Perubahan dalam
prinsip akuntansi
b. Perubahan dalam
taksiran-taksiran akuntansi
c. Perubahan dalam
kesatuan usaha
PERUBAHAN DALAM PRINSIP AKUNTANSI
Yang dimaksud dalam perubahn di sini adalah penggunaan suatu
prinsip akuntansi yang lazim yang berbeda dengan prinsip akuntansi yang lazim
yang digunakan dalam periode sebelumnya. Perubahan dalam penggunaan prinsip
penggunaan prinsip akuntansi ini perlakuannya diatur dalam APB opinion nomor 20
dengan klasifikasi sebagai berikut :
1. Perubahan
prinsip akuntansi yang mempunyai akibat kumulatif
Akibat kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi diperlakukan
sebagai berikut ini:
a. Jumlah akibat
kumulatif dari perubahan prinsip dilaporkan dalam laporan rugi laba di antara
elemen-elemen luar biasa dan lab bersih.
b. Laporan keuangan
periode-periode sebelumnya tidak perlu dikoreksi
c. Laporan laba elemen luar biasa dan laba
bersih periode-periode sebelumnya ditunjukan dalam laporan rugi laba tahun
sekarang.
2. Perubahan
prinsip akuntansi yang mempunyai akibat retroaktif
Perubahan prinsip akuntansi tertentu diperlakukan secara
retroaktif. Dalam cara ini laporan keuangan periode-periode sebelumnya (yang
dilaporkan) disusun kembali sesuai dengan prinsip yang baru. Perubahan prinsip akuntansi yang memerlukan
retroaktif adjustment adalah :
a. Perubahan
metode penentuan harga pokok persediaan dari LIFO ke metode lain
b. Perubahan dalam
metode akuntansi untuk kontrak jangka panjang, dan
c. Perubahan dari
atau ke full cost method yang digunakan dalam industri extractive
3. Perubahan
metode penentuan harga pokok persediaan ke LIFO
Perubahan ke LIFO ini merupakn suatu pengecualian dari 2
perlakuan diatas (kumulatif dan retroaktif). Apabila suatu perusahaan mengganti
metode penentuan harga pokoknya ke LIFO, maka persediaan awal dalam periode
pergantian metode ini merupakan dasar perhitunagan untuk periode tersebut dan
periode-periode berikutnya. Pergantian metode ke LIFO ini tidak memerlukan
koreksi baik kumulatif maupun retroaktif.
KOREKSI KESALAHAN
Apabila diketaui kesalahan dalam lapporan keuangan dan
rekening-rekening, maka kesalahan-kesalahan itu harus diperbaiki agar catatan
akuntansi sesuai dengan keadaan sesungguhnya sehingga data yang dihasilkan dan
akan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan tidak menyesatkan.
JENIS-JENIS KESALAHAN
Kesalahan-kesalahan yang terjadi mungkin hanya mempengaruhi
neraca saja atau mungkin hanya mempengaruhi laporan rugi laba saja. Selain
kesalahan-kesalahan itu ada juga kesalahan-kesalahaan yang mempengaruhi keduannya, baik neraca
maupun laporan rugi lab. Kesalahan-kesalahan jenis terakhir ini yaitu yang
mempengaruhi neraca dan laporan rugi lab dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu :
1.
Kesalahan-kesalahan yang bila tidak dibetulkan, akan menjadi betul
sendiri dalam periode berikutnya (counter balance).
2.
Kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi neraca dan laporan rugi laba
tetapi tidak menjadi benar dengan sendirinya pada periode berikutnya.
JURNAL KOREKSI
Bila mengikuti prinsip yang sekarang berlaku, maka koreksi atas
kesalahan dicatat ke rekening laba tidak dibagi dan dilaporkan dalam laporan
laba tidak dibagi. Seperti pada :
1. Kesalahan dalam
persediaan barang
2. Kesalahan dalam
pembelian dan persediaan barang
3. Kesalahan
mencatat pembelian
4. Kesalahan mencatat penjualan barang
5. Kesalahan
mencatat biaya dibayar dimuka
6. Kesalahan
mencatat utang biaya
7. Kesalahan
mencatat piutang pendapatan
8. Kesalahan
mencatat pendapatan diterima dimuka
9. Kesalahan dalam
kapitalisasi biaya
10. Kesalahan dalam
taksiran umur
11. Kesalahan dalam
perhitungan kerugian piutang
Nama : Adisti Pamula siwi
NPM : 20210173
Kelas : 3 EB 20