Manajemen risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi
risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang
dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain,
menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada
risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di
sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan
instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran
dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang
dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman
yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi,
manusia,
organisasi
dan politik.
Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia
bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
Tujuan utama manajemen resiko keuangan adalah untuk
meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak terduga dalam
harga mata uang, kredit, komoditas dan equitas. Resiko volatilitas harga yang
dihadapi ini dikenal sebagai resiko pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai
bentuk. Meskipun fokus terhadap volatilitas harga atau tingkat, akuntan
manajemen perlu mempertimbangkan resiko lainnya seperti :
1. Resiko
liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas
pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahap.
3. Resiko
kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko
regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko pajak merupakan resiko bahwa transaksi
lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko
akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Mengapa
Mengelola Resiko Keuangan?
Pertumbuhan jasa manajemen resiko yang cepat
menunjukan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengendalikan resiko keuangan. Jika perusahaan menyamai nilai kini arus kas
masa depannya, manajemen potensi resiko yang aktif dapat dibenarkan dalam
beberapa alasan. Laba yang stabil mengurangi kemungkinan resiko gagal bayar dan
kebangkrutan atau resiko bahwa laba mungkin tidak dapat menutupi layanan jasa utang
kontraktual.
Peranan Akuntansi
Peranan Akuntansi
Akuntansi manajemen memainkan peranan yang penting
dalam proses resiko manajemen. Mereka membantu dalam mengidentifikasikan eksposur
pasar, menguantifikasikan keseimbangan yang terkait dengan strategi respon
risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko
tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektifitas
program lindung nilai.
Identifikasi Resiko Pasar
Identifikasi Resiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentiofikasikan berbagai jenis resiko market berpotensi dapat disebut
dengan pemetaan resiko.
Menguantifikasi Penyeimbangan
Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran yang dimainkan para akuntan dalam proses
manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan
dengan alternatif strategi respons resiko. Mungkin manajemen leih suka
mempertahankan beberapa resiko yang dihadapi ketimbang harus melakukan lindung
nilai apabila biaya perlindungan resiko dirasakan lebih tinggi dari pada
manfaatnya.
Manajemen Resiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen resiko mencakup :
Dalam dunia kurs mengambang, manajemen resiko mencakup :
1. Antisipasi
pergerakan kurs
2. Pengukuran
resiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3. Perancangan
strategi perlindungan yang memadai
4. Pembuatan
pengendalian manajemen resiko internal
Peramalan
atas perubahan kurs
Dalam mengembangkan program manajemen resiko nilai
tukar, manajer keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah,
waktu, dan magnetudo perubahan kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya,
manajemen keuangan dapat menyusun ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih
efesiensi dan efektif. Namun demikian apakah mungkin untuk memprediksi
pergerakan mata uang dengan akurat tetaplah sebuah masalah. Jika peramalan kurs
tidak mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer
keuangan dan akuntan harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi resiko.
keuangan dan akuntan harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi resiko.
Manajemen
Potensi Resiko
Potensi terhadap resiko valas timbul apabila
perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan arus kas
perusahaan.
Potensi Resiko Translasi : Potensi resiko translasi
mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai equivalen mata uang
domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh
perusahaan.
Strategi Perlindungan, Strategi ini mencakup :
1. Lindung
nilai neraca
2. Lindung
nilai operasional
3. Lindung
nilai kontraktual
Strategi Untuk Produk Lindung Nilai : Produk lindung
nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan
penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak
mengalihkanresiko pasar pada pundak pihak lain.
Kontrak Forward Valas : Kontrak forward valuta
merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu
yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di masa yang
akan datang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs forward.
Future Keuangan : Suatu kontrak future keuangan
memiliki sifat yang mirip dengan kontrak yang forward. Sepeti halnya forward,
future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan sejumlah mata uang
asing pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga yang sudah yang
ditentukan.
Opsi Mata Uang : Opsi mata uang memberikan hak
kepada pembeli untuk membeli atau menjual suatu mata uang dari pihak penjual
berdasarkan harga tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa yang telah
ditentukan. Opsi jenis eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluarsa.
Swap Mata Uang : Swap mata uang mencakup pertukaran
saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan kurs yang
telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan untuk
mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelum tidak didapat diakses
dengan biaya yang relatif rendah. Swap ini juga mungkinkan perusahaan untuk
melakukan lindung nilai terhadap resiko kurs yang timbul dari kegiatan usaha
internasional.
Perlakuan
Akuntansi
FASB menerbitkan FAS No. 133 yang diklarifikasi
melalui FAS 149 pada bulan april 2003, unuk memberikan pendekatan tunggal yang
kompherensif atas akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS
No. 39 yang baru saja direvisi berisi panduan yang untuk pertama kalinya
memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan.
Sebelum kedua standar ini dibuat standar akuntansi global untuk produk tidak
lengkap tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap.
Isu
Praktik
Meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB
dan IASB telah banyak mengklarifikasi pengakuan dan pengukuran derivatif, masih
saja terdapat beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai
wajar. Wallance menyebutkan terdapat 64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur
perubahan dalam nilai wajar atas resiko yang sedang dilindungi nilai dan atas
instrumen lindung nilai.
Berspekulasi
Dalam Mata Uang Asing
Perlakuan akuntansi untuk instrumen mata uang asing
lainnya yang dibahas adalah mirip dengan perlakuan untuk kontrak forward.
Perlakuan akuntansi yang dibahas di sini berdasarkan pada sifat aktifitas
lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi nilai komitmen perusahaan,
transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada operasi luar negeri, dan
sebagainya.
Pengungkapan
Melakukan analisis atas pengaruh potensial kontrak
derivatif terhadap kinerja yang dilaporkan dan terhadap karakteristik risik
suatu perusahaan merupakan hal sukar dilakukan. Pengungkapan yang diwajibkan oleh
FAS 133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu antara lain:
1. Tujuan
dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi
pos-pos yang dilindung nilai
3. Identifikasi
resiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
4. Deskripsi
mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah
yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
6. Justifikasi
awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif untuk
meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian
berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang
digunakan selama periode berjalan
Poin-Poin
Pengendalian Keuangan
Sistem evaluasi kinerja
terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup tetapi tidak
terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak perusahaan luar
negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup pengukuran kinerja
seluruh program manajemen risiko nilai tukar, mengidentifikasikan lindung nilai
yang digunakan dan pelaporan hasil lindung nilai. Sistem evaluasi tersebut juga
mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh apa bagian tresury perusahaan
membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Acuan
Yang Tepat
Objek dari manajemen
resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko dan biaya.
Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai kinerja aktual
merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja. Acuan
ini perlu di perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan
harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem
Pelaporan
Sistem pelaporan resiko
keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal dan eksternal.
Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan. Namun pada akhirnya
mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi resiko dan
akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.
Sumber :
Choi Federick D.S dan
Gary K.Meek.2005.Akuntansi internasional.edisi kelima.jakarta-salemba empat.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/manajemen-resiko-keuangan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar