Perencanaan dan kendali manajemen sangat penting
bagi perusahaan, dalam hal ini perusahaan multinasional. Namun, pengurangan
dalam hambatan perdagangan nasional terus menerus, mata uang yang mengambang,
resiko kedaulatan, pembatasan terhadap pengirim dana lintas batas nasional,
perbedaan dalam system pajak nasional, perbedaan tingkat suku bungan dan
pengaruh harga komoditas dan ekuitas yang berubah-ubah terhadap aktiva, laba,
dan biaya modal perusahaan merupakan variable yang memperumit keputusan
manajemen. Persaingn global dan cepatnya penyebarn informasi mendukung semakin
sempitnya perbedaan nasional dalam praktek akuntansi manajemen. Tekanan
tambahan mencakup antara lain perubahan pasar dan teknologi, pertumbuhan
privatisasi, insentif biaya, dan kinerja serta koordinasi operasi global
melalui joint venture dan kaitan strategis lainnya.
Perusahaan dalam melakukan kendali manajemen
memerlukan alat perencanaan yang dapat mengidentifikasi factor-faktor yang
relevan di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal.
Alat tersebut membantu perusahaan dalam mengenali kesempatan dan tantangan yang
ada. Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP yang menyangkut kekuatan
dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan lingkungan operasi perusahaan.
Akuntan juga dapat membantu para perencana perusahaan untuk memperoleh data
yang bermanfaat dalam keputusan perencanaan strategis.
Kemudian, keputusan untuk melakukan investasi luar
negeri merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah
perusahaan multinasional. Resiko investasi diikuti oleh lingkungan yang asing,
rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu keharusan dan
umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yng diusulkan. Perbedaan dalam hokum pajak, system
akuntansi, laju inflasi, resiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi
pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan
budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan
domestic. Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional atas model
perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang pengukuran:
(1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi multinasional, (2)
mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal perusahaan
multinasional.
Seorang manajer harus menentukan tingkat
pengembalian yang relevan untk mengalisis kesempatan investasi asing. Namun,
tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang: proyek luar
negeri atau induk perusahaan. Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat
berbeda secara signifikan karena beberapa hal: (1) pembatasan oleh pemerintah
atas repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalt, dan pembayaran lain
yang merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak
perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, dan (4) perubahan kurs valuta
asing, dan (5) perbedaan pajak. Manajer keuangan harus memenuhi banyak tujuan
dengan memberikan respons kepada kelompok investor dan noninvestor di
organisasi dan di lingkungannya. Jika siatu investasi asing tidak menjanjikan
pengembalian yang telah disesuaikan resiko yang nilainya lebih dari pengembalian
yang diperoleh pesaing local, maka pemegang saham induk perusahaan akan lebih
baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan local.
Bagi manajer perusahaan multinasional, mengukur
ekspektasi arus kas suatu investasi asing merupakan hal yang cukup menantang.
Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan dan pengalaman
antipasti penagihan. Beban operasi dan pajak local juga sama-sama diramalkan.
Namun demikian, terdapat tambahan kerumitan yang harus dipertimbangkan:
·
arus kas proyek vs induk perusahaan.
·
arus kas induk perusahaan yang terkait
dengan pendanaan.
·
pendanaan yang bersubsidi.
·
resiko politik.
·
Proses ini juga harus mempertimbangkan
pengaruh perubahan dan fluktuasi nilai mata uang atas ekspektasi pengembalian
mata uang asing.
Sumber utama arus kas induk meliputi pinjaman dari
induk perusahaan, dividen, biaya lisensi, beban overhead, royalty, harga
transfer untuk pembelian dari atau penjualan kepada induk perusahaan, dan
estimasi nilai akhir proyek. Pengukuran arus kas ini memerlukan pemahaman atas
perbedaan akuntansi nasional, kebijakan repatriasi pemerintah, laju inflasi,
dan kurs potensial masa depan serta perbedaan pajak.
Perbedaan dalam prinsip akuntansi menjadi relevan
jika manajer keuangan bergantung pada laporan keuangan pro forma dengan dasar
local ketika mengestimasikan arus kas masa depan. Apabila aturan pengukuran
yang digunakan untuk menyusun akun-akun ini berbeda dari aturan yang digunakan
di Negara asal induk perusahaan, maka dapat terjadi perbedaan dalam estimasi
arus kas.
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik
suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan,
termasuk proses perencanaan. Keadaan geografi, komunikasi informasi secara
formal umumnya menggantikan kontak pribadi antara manajer operasi local dengan
manajer kantor pusat. Perkembangan dalam teknologi informasi seharusnya
mengurangi, tetapi tidak akan menghilangkan sama sekali kerumitan ini.
Rancangan system berpengaruh pada keberhasilan yang dicapai:
1. Penyebaran
rendah dengan sentralitas yang tinggi, digunakan oleh organisasi yang lebih
kecil dengan operasi bisnis internasional yang terbatas, dan system informasi
domestic yang mendominasi kebutuhan.
2. Penyebaran
tinggi dengan sentralisasi yang rendah, digunakan oleh perusahaan multinasional
dengan operasi di wilayah geografis yang berbeda-beda.
3. Penyebaran
yang tinggi dengan sentralitas yang tinggi, dijalankan oleh perusahaan dengan
aliansi strategi di seluruh dunia.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya suatu
sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa depan organisasi.
untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih dahulu dalam
bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan tersebut merupakan
misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan the chosen track
untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan dengan
dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi
organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul dalam implementasi struktur
sistem pengendalian manajemen yang dapat diidentifikasikan sekarang ini adalah
terletak pada kelemahan struktur dan kelemahan proses. Sistem pengendalian
manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan sistem kemungkinan karena strukturnya tidak
pas dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan, dapat juga terjadi tujuan
sistem pengendalian manajemen tidak tercapai karena proses sistem pengendalian
manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan perusahaan tidak
memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara lain organisasi
perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam radikal, konstan,
pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan tidak dapat
membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target organisasi ke
depannya .
Untuk menghadapinya diperlukan struktur sistem
pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan pengindetifikasian memacu
perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan
yang akan dimasuki perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen
yang berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan
untuk mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8)
bahwa struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur
organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Rerangka pendesainan
struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan
contigency approach dan human resource leverage.
Permasalahan struktur sistem pengendalian manajemen
penting untuk dikaji karena memberikan harapan yaitu kemampuan bagi manajemen
perusahaan untuk memetakan secara komprehensif lingkungan bisnis yang akan
dimasuki oleh organisasi perusahaan di masa depan, melakukan perubahan dengan
cepat peta perjalanan tersebut sesuai dengan tuntutan perubahan yang
diperkirakan akan terjadi dan melipatgandakan kinerja perusahaan sebagai
institusi pencipta kekayaan, sehingga perusahaan memiliki kemampuan yang luar
biasa besarnya untuk senantiasa melakukan perubahan yang diperlukan.
Akuntansi manajemen mempersiapkan sejumlah informasi
untuk manajemen perusahaan mulai dari pengumpulan data hingga laporan
likuiditas dan ramalan operasional berupa berbagai jenis pengeluaran beban.
Factor-faktor lingkungan juga mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan
secara internal. Misalnya pengaruh budaya. Budaya yang tidak nyaman dengan
ketidakpastian dan ambiguitas cenderung untuk lebih siap menerima teknologi
informasi dibandingkan mereka yang tidak nyaman. Factor translasi juga
mempengaruhi penggunaan informasi yang dihasilkan. FAS No 52 mewajibkan
penggunaan metode translasi temporal ketika melakukan translasi akun-akun
perusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan berafiliasi
tinggi. Meskipun demikian, ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan
informasi perusahaan yang beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi
karena cenderung menimbulkan distorsi realitas melalui:
·
menilai lebih atau menilai kurang
pendapatan dan beban
·
melaporkan keuntungan atau kerugian
translasi yang besar yang sulit untuk diinterpretasikan.
·
mendistorsi perbandingan kinerja
antarwaktu.
Mengapa kita perlu memperhatikan distorsi ini?
·
Sistem pelaporan tradisional memiliki
pengaruh yang buruk terhadap perilaku tenaga penjualan
·
System pelaporan trandisional tidak
memberikan motivasi bagi tenaga penjualan untuk memfakturkan dan mengirimkan
lebih dahulu di bulan itu.
·
System ini memanipulasi hasil, Agar
suatu system pengendalian di perusahaan multinasional berfungsi dengan baik,
maka biasanya system yang digunakan banyak perusahaan multinasional untuk
mengendalikan operasi luar negerinya dalam banyak hal banyak hal sama dengan
yang digunakan secara domestic. Bagian-bagian system yang umumnya dikirim
keluar meliputi control keuangan dan anggaran serta kecenderungan untuk
menerapkan standar yang sama yang dikembangkan untuk mengevaluasi operasi
domestic.
Setelah tujuan strategis dan anggaran modal dibuat,
selanjutnya manajemen memfokuskan diri pada perencanaan jangka pendek. Perencanaan
jangka pendek mencakup pembuatan anggaran operasional atau rencana laba apabila
diperlukan dalam organisasi. Rencana laba ini merupakan dasar bagi peramalan
manajemen kas, keputusan operasi, dan skema kompensasi manajemen. Rencana
laporan laba rugi perusahaan afiliasi asing pertama-tama dikonversikan menurut
prinsip-prinsip akuntansi yang dianut di Negara asal induk perusahaan dan
ditranslasikan dari mata uang local ke dalam mata uang induk perusahaan.
PEMBUATAN
MODEL USAHA
Survei terbaru menemukan bahwa akuntan manajemen
menghabiskan lebih banyak waktu dalam masalah perencanaan strategis
dibandingkan dengan masa sebelumnya. Penentuan model usaha merupakan gambaran
besar, dan terdiri dari formulasi, pelaksanaan dan evaluasi rencana bisnis
jangka panjang suatu perusahaan. Hal ini mencakup empat dimensi utama.
a. Mengidentifikasikan
faktor-faktor utama yang relevan terhadap kemajuan perusahaan di masa depan.
b. Merumuskan
teknik yang memadai untuk meramalkan perkembangan masa depan dan menganalisis
kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan diri atau memanfaatkan perkembangan
tersebut.
c. Mengembangkan
sumber-sumber data untuk menditkung pilihan-pilihan strategis.
d. Mentranslasikan
pilihan-pilihan tertentu menjadi serangkaian tindakan yang spesifik.
ALAT PERENCANAAN
Dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang relevan
di masa depan, pemindaian terhadap lingkungan eksternal dan internal akan
sangat membantu perusahaan dalam mengenali tantangan dan kesempatan yang ada.
Suatu sistem dapat diterapkan untuk mengumpulkan informasi atas pesaing dan
kondisi pasar. Baik pesaing dan kondisi pasar dianalisis untuk melihat pengaruh
keduanya terhadap kedudukan persaingan dan tingkat keuntungan perusahaan.
Masukan-masukan yang diperoleh dari analisis ini digunakan untuk merencanakan
ukuran-ukuran yang digunakan untuk mempertahankan atau memperbesar pangsa pasar
atau untuk mengenali dan mendayagunakan produk baru dan kesempatan pasar.
Salah satu alat tersebut adalah analisis WOTS-UP.
Analicis ini menyangkut kekuatan dan kelemahan perusahaan yang berkaitan dengan
lingkungan operasi perusahaan. Teknik ini membantu manajemen dalam menghasilkan
serangkaian strategi yang dapat dijalankan.
Alat keputusan yang saat ini digunakan dalam sistem
perencanaan strategi seluruhnya bergantung pada kualitas informasi tentang
lingkungan internal dan eksternal suatu perusahaan. Akuntan dapat membantu para
perencana perusahaan untuk memperoleh data yang bermanfaat dalam keputusan
perencanaan strategis. Kebanyakan informasi yang diperlukan berasal dari sumber-sumber
selain catatan akuntansi.
PENGANGGARAN MODAL
Keputusan untuk melakukan investasi luar negeri
merupakan elemen yang sangat penting dalam strategi global sebuah perusahaan
multinasional. Investasi asing langsung umumnya melibatkan sejumlah besar modal
dan prospek yang tidak pasti. Risiko investasi diikuti oleh lingkungan yang
asing, rumit, dan senantiasa berubah. Perencanaan formal merupakan suatu
keharusan dan umumnya dilakukan dalam suatu kerangka penganggaran modal yang membandingkan
manfaat dan biaya investasi yang diusulkan.Pendekatan terhadap keputusan
investasi yang lebih kompleks juga tersedia. Terdapat beberapa prosedur untuk
menentukan struktur modal yang optimum dari suatu perusahaan, mengukur biaya
modal suatu perusahaan, dan mengevaluasi alternatif investasi berdasarkan
kondisi ketidakpastian. Aturan keputusan untuk pilihan investasi umumnya
memerlukan pendiskontoan arus kas investasi yang telah disesuaikan dengan
risiko berdasarkan tingkat suku bunga yang memadai: rata-rata tertimbang biaya
modal perusahaan. Umumnya, perusahaan dapat meningkatkan kemakmuran pemiliknya
dengan melakukan investasi yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang positif.
Ketika mempertimbangkan pilihan yang sifatnya saling lepas atau saling tidak
bergantung (mutually exclusive), perusahaan yang rasional akan memilih opsi
yang menjanjikan nilai sekarang bersih yang paling maksimum.
Dalam lingkungan internasional, perencanaan
investasi tidak sesederhana itu. Perbedaan dalam huokum pajak, sistem
akuntansi, laju inflasi, risiko nasionalisasi, kerangka mata uang, segmentasi
pasar, pembatasan dalam pengalihan laba ditahan dan perbedaan dalam bahasa dan
budaya menambah unsur-unsur kerumitan yang jarang ditemui dalam lingkungan
domestik. Kesulitan untuk melakukan kuantifikasi atas data-data tersebut
membuat masalah yang ada bertambah buruk.
Adaptasi (penyesuaian) oleh perusahaan multinasional
atas model perencanaan investasi tradisional telah dilakukan dalam tiga bidang
pengukuran; (1) menentukan pengembalian yang relevan untuk investasi
multinasional, (2) mengukur ekspektasi arus kas, dan (3) menghitung biaya modal
perusahaan multinasional. Adaptasi ini memberikan data yang mendukung pilihan
strategic, yang langkah ketiga dalam proses pembuatan model perusahaan.
SUDUT PANDANG HASIL KEUANGAN
Seorang manajer harus menentukan tingkat
pengembalian yang relevan untuk menganalisis kesempatan investasi asing. Namun,
tingkat pengembalian yang relevan merupakan masalah sudut pandang. Haruskah
manajer keuangan internasional mengevaluasi ekspektasi tingkat pengembalian
investasi dari sudut pandang proyek luar negeri atau dari sudut pandang induk
perusahaan? Pengembalian dari dua sudut pandang ini dapat berbeda secara
signifikan karena beberapa hal seperti; (1) pembatasan oleh pemerintah atas
repatriasi laba dan modal, (2) biaya izin, royalti, dan pembayaran lain yang
merupakan laba bagi induk perusahaan namun merupakan beban bagi anak
perusahaan, (3) perbedaan laju inflasi nasional, (4) perubahan kurs valuta
acing, dan (5) perbedaan pajak.
Pendapat bahwa tingkat pengembalian dan risiko suatu
investasi luar negeri dapat dievaluasi dari sudut pandang pemegang saham
domestik induk perusahaan, sudah tidak memadai lagi karena :
1. Investor
dalam induk perusahaan semakin banyak yang berasal dari masyarakat dunia.
2. Tujuan
investasi harus mencerminkan kepentingan seluruh pemegang saham, bukan hanya
yang berasal dari domestik.
3. Pengamatan
juga menunjukkan bahwa perusahaan multinasional memiliki horizon investasi
jangka panjang' (dan bukan jangka pendek). Dana yang dihasilkan di luar negeri
cenderung untuk diinvestasikan kembali dan bukan direpatriasikan kepada induk
perusahaan. Berdasarkan kondisi ini, akan lebih tepat untuk mengevaluasi
pengembalian dari sudut pandang negara tuan rumah. Penekanan pada pengembalian
proyek lokal konsisten dengan tujuan untuk memaksimalkan nilai grup
konsolidasi.
Solusi yang memadai adalah mengakui bahwa manajer
keuangan harus memenuhi banyak tujuan, dengan memberikan respons kepada
kelompok investor dan noninvestor di organisasi dan di lingkungannya.
Pemerintah negara tuan rumah merupakan salah satu kelompok bagi investasi luar
negeri. Kesesuaian antara tujuan investor multinasional dan negara tuan rumah
harus tercapai melalui dua perhitungan pengembalian keuangan: satu dari sudut
pandang negara tuan rumah, dan yang lain dari sudut pandang negara induk
perusahaan. Sudut pandang negara tuan rumah mengasumsikan bahwa investasi luar
negeri yang menguntungkan (termasuk biaya modal kesempatan lokal) tidak akan
salah dalam mengalokasikan somber daya negara tuan rumah yang langka. Evaluasi
atas peluang investasi dari sudut pandang lokal juga memberikan informasi yang
bermanfaat bagi induk perusahaan.
Jika suatu investasi asing tidak menjanjikan
pengembalian yang telah disesuaikan risiko yang nilainya lebih tinggi dari
pengembalian yang diperoleh pesaing lokal, maka pemegang saham induk perusahaan
akan lebih baik untuk berinvestasi langsung di perusahaan lokal.
MENGUKUR EKSPEKTASI PENGEMBALIAN
Mengukur ekspektasi arus kas suatu investasi asing
merupkan hal yang cukup menantang. Misalkan, untuk keperluan diskusi, unit
operasi manufaktur Daimler-Chrysler di AS sedang mempertimbangkan untuk membeli
100 kepemilikan fasilitas manufaktur di Rusia. Induk perusahaan AS akan mendanai
setengah dari investasi tersebut dalam bentuk uang tunai dan peralatan; sisanya
akan didanai oleh pinjaman bank local dengan tingkat suku bunga pasar yang
berlaku. Fasilitas Rusia tersebut akan mengimport setengah dari bahan mentah
dan komponennya dari induk perusahaan AS dan akan mengekspor setengah dari
hasil produksinya ke Hungaria. Untuk mengembalikan dana kepada induk
perusahaan, dan imbalan fasilitas Rusia akan membayar lisensi, royalty untuk
penggunan pateninduk perusahaan, dan jasa teknis untuk jasa manajemen yang
diterima. Laba dan fasilitas Rusia akan dikirimkan kepada induk perusahaan
sebagai deviden.
Metode untuk mengestimasikan proyeksi arus kas yang
terkait dengan fasilitas di Rusia mirip dengan yang digunakan untuk sebuah
perusahaan domestic. Perkiraan penerimaan didasarkan pada proyeksi penjualan
dan pengalaman antisipasi pengihan. Beban operasi dan pajak local juga
sama-sama diramalkan. Namun yang demikian terdapat tambahan kerumitn yang harus
dipertimbangkan, antara lain:
1. Arus
kas proyek versus induk perusahaan
2. Arus
kas induk perusahaan yang terkait dengan pendanaan
3. Pendanaan
yang bersubsidi
4. Risiko
politik
BIAYA MODAL MULTINASIONAL
Jika investasi di luar negeri dievaluasi menggunakan
model arus kas terdiskonto, maka tingkat diskonto yang tepat harus
dikembangkan. Teori penganggaran modal secara khusus menggunakan biaya modal
perusahaan sebagai tingkat diskontonya; dengan demikian suatu proyek harus
menghasilkan pengembalian yang setidaknya sama dengan biaya modal perusahaan
agar dapat diterima. Tingkat patokan ini berkaitan dengan proporsi utang dan
ekuitas dalam struktur keuangan perusahaan debagai berikut:
Ka = rata-rata tertimbang biaya modal (setelah
pajak)
Ke = biaya ekuitas
Ki = biaya utang sebelum pajak
E = nilai ekuitas perusahaan
D = nilai utang perusahaan
S = nilai struktur modal perusahaan (E+D)
T = tarif pajak marginal
Masalah serupa juga berkaitan dengan pengukuran
komponen utang dari rata-rata biaya modal. Di sebuah Negara, biaya utang ini
merupakan suku bunga efektif dikalikan dengan (1-t) karena bunga umumnya
merupakan beban yang dapat dikurangkan terhadap pajak.
SISITEM INFORMASI MANAJEMEN
Penyusunan system informasi seluruh dunia milik
suatu perusahaan merupakan hal krusial dalam mendukung strategi perusahaan,
termasuk proses perencanaan. Tugas ini menantang, karena kerangka dasar
multinasionl secara alamiah lebih rumit dibandingkan dengan kerangka dasar satu
Negara.
Informasi Manajemen dan Hiperinflasi
FAS No.52, mewajibkan penggunaan metode translasi
temporal, seperti yang djelaskan pada sebelumnya, ketika melakukan
translasiakun-akunperusahaan afiliasi luar negeri yang berada dalam lingkungan
berinfliasi tinggi. Meskipun FAS No.52 dan ketentuan nasional sejenismemberikan
panduan yang bermanfaat dalam neyusun laporan mata uang keras,
ketentuan-ketentuan tersebut tidak memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang
beroperasi di Negara-negara dengan inflasi tinggi. Dalam lingkungan inflasi
tinggi, laporan keuangan yang disusun sesuai dengan FAS 52 cenderung
menimbulkan distorsi realitas melalui:
·
Menilai lebih atau menilai kurang
pendapatan dan beban
·
Melaporkan keuntungan atau kerugian
translasi yang besar yang sulit untuk diinterprestasikan
·
Mendistorsikan perbandingan kinerja
antarwaktu.
Isu-isu
Dalam Pengendalian Keuangan
System pengendalian manajemen bertujuan untuk
mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efektif dan paling efisien.
Sebaliknya system pengendalian keuangan merupakan system pengukuran kuantitatif
dan komunikasi yang memfasilitasi pengendalian meliputi: (1) komunikasi
tujaun-tujuan keuangan secara tepat di dalam organisasi, (2) memeperinci
criteria dan standar dalam evaluasi kinerja, (3) mengawasi kinerja, dan (4)
mengkomunikasikan penyimpangan antara kinerja actual dan rencana kepada
pihak-pihak yang bertanggung jawab.
System pengendalian keuangan yang kuat memungkinkan
manajemen puncak untuk memusatkan perhatian pada kegiatan anak perusahaan yang
mengarah pada tujuan-tujuan umum. System pengendalian terdiri dari kebijakan
operasional dan keuangan, struktur pelaporan internal, anggaran operasi dan
panduan prosedur yang konsisten dengan tujuan manajemen puncak.
Penentuan Biaya Strategis
Beberapa perusahaan jepang telah memperkenalkan
konsep biaya yang menekankan strategis manufaktir global mereka. Dalam
pelaksanaannya, mereka telah meningkatkan proses pengendalian biaya dan yang
lebih penting lagi, telah menciptakan kaitan langsung antara praktik manajemen
akuntansi dengan tujuan perusahaan. Banyak perusahaan Jepang menggunakan metode
penentuan biaya berbasis harga. Selain dikenal sebagai penentu target biaya,
metedologi penentuan biaya strategis ini didasarkan pada anggapan untuk
merancang dan membangun produk dengan harga yang dimaksudkan untuk memperoleh
keberhasilan pasar. Konsep biaya strategis lainnya yang diperkenalkan oleh
Jepang adalah penentuan biaya perilaku. Dalam system penentuan biaya proses,
overhead diterapkan terhadap barang atau jasa rutin dengan menggunakan suatu
tariff penerapan overhead. Dari sudut pandang akuntansi biaya tradisional,
overhead manufaktur dialokasikan terhadap produk menurut sebab-akibat.
Evaluasi kinerja operasi luar negeri
Mengevaluasi kinerja merupakan pusat dari sisitem
pengendalian yang efektif. System evaluasi kinerja yang dirancang dengan tepat
memungkinkan manajemen puncak untuk: (1) mempertimbangkan profitabilitas
operasi yang ada, (2) menentukan area yang memiliki kinerja tidak seperti yang
diharapkan, (3) mengalokasikan sumber-sumber daya perusahaan yang terbatas
dengan produktif, (4) mengevaluasi kinerja manajemen, dan yang paling penting,
(5) memastikan perilaku manajemen konsisten dengan prioritas strategi.
Menembangkan suatu evaluasi kinerja yang efektif lebih tepat dikatakan sebagi
suatu seni daripada sebagai ilmu.
Praktik
Evaluasi Kinerja:ICI
Pengamatan atas pengaruh inflasi terhadap akun-akun
historis mengungkapkan enam konsekuensi nagatif; (1) harga poko penjualan
dinilai lebih rendah dibandingkan dengan penjualan kini, (2) modal yang
digunakan dinilai lebih rendah terkait dengan nilai kini, (3) sebagai akibat
dari (1) dan (2), pengembalian atas modal dinilai tinggi secara ganda, (4)
perbandingan kinerja divisi yang didasarkan pada aktiva serupa dengan umum yang
berbeda merupakan sesuatu yang tidak tepat, (5) perbandingan kinerja anak
perusahaan antarnegara tidak bermakna, dan (6) perbandingan kinerja antarwaktu
tidak valid.
ICI membagi ukuran kinerja ke dalam dua kategori; jangka panjang dan jangka
pendek. Arus kas yang dihasilkan oleh produk dan ROI merupakan ukuran jangka
panjang yang utama. Dengan ukuran arus kas, ICI berupaya untuk menentukan
apakah suatu produk akan menghasilkan uang yang cukup untuk membayar
penggantian pabrik, baginya untuk biaya perusahaan dan menghsilkan lab yang
cukup untuk mendanai pertumbuhan yang realistis. Ketika membuat model
operasinya, ICI menemukan bahwa tingkat pengembalian CCA diperlukan
berbeda-beda untuk tiap Negara.
Standar
Kinerja
Suatu perusahaan mungkin telah memiliki beberapa
standar dalam lingkup perusahaan, seperti tingkat ROI optimum yang diminta,
yang berlaku untuk anak perusahaan sendiri-sendiri atau untuk lini prodeuk;
atau perusahaan dapat menentukan tingkat ROI berbeda atau acuan lain untuk anak
perusahaan atau lini produk yang berbeda. Standar ini dapat distukan ke dalam
anggaran dan kemudian dapat dibandingkan dengan hasil yang dicapai. Kinerja
juga dapat diukur antarwaktu. Perusahaan dapat menetapkan resmi dalam rasio
tertentu atau laba. Kinerja masa lalu biasanya signifikan untuk menbuat
anggaran periode berikutnya, akhirnya, perusahaan dapat membandingkan kinerja
luar negerinya sendiri dengan kinerja para pesaing atau membandingkan satu
unitnya sendiri dengan unit yang lain.
Anggaran yang relistik memungkinkan target kinerja
memasukan perbandingan-perbandingan yang bersifat unik untuk unit tertentu. Perbandingan
kinerja actual dengan anggaran juga memungkinkan manajemen kantor pusat untuk
memisahkan hasil-hasil yang menjadi tanggung jawab anak perusahaan dari
hasil-hasil yang berada di luar kendali manajer itu.
Referensi
Sumber : International Accounting, Buku 2 – edisi
http://kornetcincang.blogspot.com/2009/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.html
http://pengantarbunga.blogspot.com/2010/01/sistem-perencanaan-dan-pengendalian.html
http://mikhaanitaria.blogspot.com/2011/05/perencanaan-dan-kendali-manajemen.html